Titis Putri Pamungkas, mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 tahun 2023 di Universitas Muhammadiyah Malang, Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia. Ia berasal dari Kabupaten Probolinggo. Impian menjadi seorang guru yang terinspirasi dari Ayah dan Almh. kakaknya. Puluhan tahun Bapak sangat menikmati profesi ini, tak terasa tahun ini menjadi tahun terakhir Ayahnya menggeluti dunia pendidikan. Bulan Juli nanti, Ayahnya sudah purna tugas. Dari pengalaman Ayahnya, ia menyadari bahwa profesi ini tidak hanya mengajar. Menjadi seorang guru membutuhkan ketulusan, kepekaan, dan keempatian. Titis memiliki cita-cita ingin menjadi guru yang dekat dengan siswa dan menjadi mentor bagi siswa. Hal ini ia dapatkan dari Almh. kakaknya yang juga seorang guru. Kakaknya pernah berpesan bahwa guru adalah pekerjaan mulia dan akan dikenang sepanjang hayat. Ternyata benar, sewaktu kakaknya meninggal, para anak didiknya mendoakan. Hingga kini masih ada yang berkunjung ke makam kakaknya. Dari situ, ia bertekad akan melanjutkan impiannya, serta melanjutkan perjalanan Bapak dan kakaknya. Titis lahir dari keluarga yang berprofesi menjadi guru, namun keluarganya tidak pernah memaksakan; keinginan menjadi guru murni muncul dari hati.
Perjalanan Meraih Impian menjadi Guru
Menjadi seorang guru tentu bukan hal yang mudah, membutuhkan perjalanan panjang dan perjuangan. Saat tamat SMA, ia melanjutkan kuliah dan mengambil prodi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah di Universitas Negeri Malang. Titis memiliki hobi menulis dan membaca. Berbekal kemampuan yang ia miliki, Titis bermimpi mewujudkan cita-cita semasa kecil. Saat memilih jurusan pendidikan, ada beberapa teman SMA yang meremehkan. Titis ingin menjadi guru, memang hal itu yang selalu jadi doanya; bermanfaat bagi orang lain. Hingga akhirnya ia memberanikan diri untuk menempuh jalur dan mengambil tes soshum di SBMPTN. Ternyata doanya dikabulkan, ia diterima. Saat di bangku kuliah, Titis sangat menikmati jurusan yang ia ambil. Terlebih lagi saat mendapat kesempatan asistensi mengajar. Saat memasuki semester akhir, kami mendapat kabar bahwa rekrutmen menjadi guru semakin susah dan beberapa argumen yang menjelaskan bahwa susahnya tidak sebanding dengan pendapatan. Namun Titis tidak menyerah dan tidak membuat semangatnya surut. Titis menyadari satu hal bahwa guru memang panggilan hati yang tidak semua orang bisa menjadikan guru sebagai pekerjaan. Selain itu, dukungan moral juga diberikan Ayahnya. Ayahnya seringkali mengingatkan bahwa menjadi guru bukanlah perihal bayaran yang didapat, namun tentang panggilan hati yang harus menikmati proses perjuangan mendidik anak bangsa.
Hingga pada akhirnya Titis berusaha menamatkan perkuliahan S1 dan lulus tepat waktu. Setelah itu, Titis mulai mencari informasi mengenai PPG Prajabatan ini. Ada beberapa kendala yang ia alami, saat itu statusnya masih belum yudisium dan belum dinyatakan lulus di PDDikti. Alhamdulillah H-2 penutupan, statusnya sudah lulus. Titis langsung mendaftar dan menyiapkan berkas-berkas. Pengumuman final lulus seleksi PPG Prajabatan diumumkan setelah ia wisuda, “Serupa kejutan dan kado indah yang Tuhan berikan,” kata Titis. Ia selalu percaya, niat awal yang baik akan dipermudah.
Melanjutkan Impian Melalui PPG Prajabatan
Berbekal Pengalaman yang masih sedikit, ia bertekad melanjutkan belajar melalui PPG Prajabatan. Titis resmi mahasiswa menjadi PPG Prajabatan Gelombang 1 tahun 2023 di Universitas Muhammadiyah Malang. Pada pertemuan perkuliahan pertama, ia merasa minder melihat teman-teman yang sudah berpengalaman mengajar. Lambat laun, ia menyadari bahwa perkuliahan PPG Prajabatan ini menerima freshgraduate yang mau belajar lagi menjadi guru yang profesional. Mata kuliah yang didapat saat semester 1 saling berkaitan dan berguna di PPL 1. Mata kuliah yang ia dapat di semester 1 antara lain Filosofi Pendidikan Indonesia, Pemahaman Peserta Didik, Prinsip Pengajaran dan Asesmen 1, Teknologi Baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran, Computational Thinking, dan PPL 1. Setiap mata kuliah memiliki kebermanfaatan dan bisa menjadi bekal saat mengajar nanti.
Banyak hal yang saya dapatkan selama 1 semester menjalani perkuliahan PPG. Ia lebih mengenal dirinya sendiri, potensi yang ada dalam dirinya sendiri, dan lebih belajar mengelola waktu, lebih menghargai proses, maupun menikmati perjuangan. Berada di posisi sekarang tentu bukan hal yang mudah, banyak orang yang ingin bergabung menjadi mahasiswa PPG Prajabatan. Titis bersyukur diberikan kesempatan untuk berproses, mengembangkan diri, dan belajar menjadi guru yang lebih baik lagi.
Perubahan Kompetensi Setelah Mengikuti Program PPG
Perkuliahan semester 1 telah dilalui, banyak ilmu baru yang ia dapatkan. PPG Prajabatan ini menjadi wadah untuk lulusan baru agar lebih siap menjadi guru di era perkembangan teknologi. Setiap mata kuliah diampu oleh dosen-dosen yang berkompeten dan selalu membimbing mahasiswa untuk terus belajar mengenai perubahan pendidikan di Indonesia. Masing-masing mata kuliah memiliki kebermanfaatan yang nyata, berikut pengalaman yang ia dapatkan. Filosofi Pendidikan Indonesia berpedoman pada Ki Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan. Mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia membuatnya lebih memaknai peran guru. Pemahaman Peserta Didik membuatnya belajar lagi tentang cara memahami karakteristik, gaya belajar, dan latar belakang peserta didik. Prinsip Pengajaran dan Asesmen 1 memberikan pemahaman terkait penilaian proses pembelajaran di dalam kelas. Computational Thinking memberikan pemahaman mengenai cara berpikir komputasional dalam menyelesaikan permasalahan. Selain itu, mata kuliah CT ini dapat diaplikasikan dalam penyusunan rancangan pembelajaran, bahan terbuka, pengelolaan kelas, dan ada permainan yang dapat dimanfaatkan untuk icebreaking. Teknologi Baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran berguna untuk menyadarkan guru betapa pentingnya adaptif terhadap perkembangan zaman. Ada poin penting yaitu guru tidak bisa digantikan dengan peran teknologi, namun guru dapat hidup berdampingan dengan teknologi. Tak kalah pentingnya yaitu mata kuliah PPL 1, siswa langsung menerapkan ilmu yang didapat dan mengembangkan diri untuk belajar menjadi guru. Pengalaman PPL 1 menjadi bagi pelajar. Mahasiswa menjadi tahu pengaplikasian kurikulum Merdeka Belajar, kegiatan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), dan berkolaborasi dengan guru-guru yang ada di sekolah PPL.
Menerbitkan Diri dan Menyebarkan Praktik Baik
Selama menjalani PPG Prajabatan Titis menyadari akan kesibukan di perkuliahan, namun hal ini tidak menjadi alasan untuk berhenti berkarya. Ia teringat dengan sosok Ibu Yuanita, guru Bahasa Indonesia sewaktu ia di SMA. Beliau ikut menginspirasi perjalanan impiannya, semangatnya terus belajar melanjutkan belajar, saat ini menempuh S3. Kesibukan tidak membuat dia berhenti berkarya, hal ini menginspirasi Titis mengabadikan beberapa ilmu yang ia dapatkan selama perkuliahan di semester 1. Titis menulis tentang praktik baik yang didapat saat di kampus maupun di sekolah. Tulisan ini berupa artikel yang dimuat di media cetak dan media online . Titis juga berbagi kebaikan melalui konten di Tiktok, Instagram, dan podcast Sahabat PPG yang tayang di Spotify. “Saat ini kita berada di era digital, itu artinya kita harus melek teknologi dan memanfaatkan digital sebaik mungkin. Praktik penyebaran baik melalui media sosial sangat memudahkan penyebaran informasi,” jelasnya. Gayung bersambut, Titis mendapatkan kesempatan untuk menghadiri acara Hari Guru Nasional di Jakarta. Dari situ, ia bertemu dengan Mahasiswa Konten Kreator yang menginspirasi dan merangkul untuk berkarya dan menyebarkan kebaikan. Guru tidak harus belajar pedagogik saja, guru bebas berkarya. Selain itu, guru dapat mengembangkan potensi siswa-siswi sesuai kodratnya. Tidak semua anak memiliki potensi yang sama, setiap anak bebas untuk berkarya. Terpenting dan perlu diingat, seorang guru harus selalu memberikan teladan yang baik bagi anak didik. Yuk jadi Guru melalui PPG Prajabatan!
Redaktur: Rubinah/Anyes Sedayu Pramesti/Shintia ira Claudia